Saturday, October 25, 2014

Memories of High School

Ah, gak kerasa udah sekitar 2 bulan gue tinggal di kota pelajar demi menuntut ilmu. Udah banyak kegiatan dan kesibukkan yang gue lewati di sini. Sampe akhirnya gue mengingat kembali masa-masa SMA dulu, terutama saat kelas 12 yang notabene akhir dari perjalanan dijenjang SMA.

Dulu, sewaktu gue tau bahwa gue naik kelas ke kelas 12, gue hanya bisa menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya sekuat mungkin. Bukannya seneng jadi 'penguasa' di sekolah karna tingkatan gue paling tinggi, tapi gue malah sedih karna ga lama lagi gue akan berpisah dengan temen-temen seperjuangan gue. Terutama temen-temen satu kelas gue yang udah bareng dari kelas 11 (di SMA gue temen-temen dari kelas 11 gak ganti sampe lulus).

Sungguh aneh tapi nyata tak'kan terlupa...
Kisah-kasih di sekolah... Dengan si dia
Tiada masa paling indah... Masa-masa di sekolah
Tiada kisah paling indah... Kisah-kasih di sekolah

#np: Chrisye - Kisah-kasih di Sekolah

Banyak orang yang setuju kalo kisah cinta SMA adalah yang terbaik. Gue salah satu yang sependapat dengan itu. Sebenernya gue udah lama suka sama cewek ini, dia temen SMP gue dan kebutlan kita satu kelas di SMA, tapi ada aja halangan buat ngedektin, sampe pada akhirnya waktu itu tiba... Dari awal kelas 12 gue udah bertekad gak akan pindah ke lain hati walopun gue gak dapet sinyal positif dari dia. Gue berpikir, kalo gue gak bergerak dari waktu itu, sampe kapanpun dia gak akan tau kalo ada yang suka sama dia dari jaman SMP. Akhirnya pendekatan itu dimulai.. Gak mudah untuk ngambil hati dia, karna status kita adalah 'sahabat'. Iya. Gue. Kena. Friend. Zone. Asu. Tapi status itu gak mengendurkan semangat gue yang membara, panas, kayak Bekasi -peace, red. Sebenernya gue gak mau nyeritain tentang kisah gue. Gue hanya memberikan sedikit contoh kisah cinta masa SMA dulu, yang pasti, semua perjuangan gue selama hampir 1 tahun memiliki akhir yang manis. :')

Gue juga inget, kelas 12 itu kita udah dituntut harus memiliki universitas tujuan yang akan jadi tempat kita menuntut ilmu kelak. Jujur, sekarang gue kuliah di universtias yang bukan menjadi target gue dulu. Kasarnya gue gak diterima di universitas itu. Buat adek-adek (cie sok tua) kelas 12, percaya aja Tuhan udah ngasih perguruan tinggi terbaik buat kalian dan cepat atau lambat meski kalian gagal masuk universitas impian kalian, kalian akan nyaman berada di universitas yang nantinya menjadi tempat menimba ilmu kalian. Oke, kembali ke pembicaraan awal. Di samping sibuk belajar, gue juga harus tau tentang jurusan dan universitas tujuan gue. Maka dari itu, banyak event seperti bedah kampus dan semacamnya yang gue ikuti. Ada yang menarik dari ini, yaitu dimana sebenernya gak semua anak kelas 12 mau ikut bedah kampus, itu adalah pilihan pribadi. Anak yang males tapi dia ikut bedah kampus berarti ada 2 kemungkinan; 1). Dia bosen di rumah, 2). Gebetannya ikut bedah kampus. Dan moment itu bakal dia manfaatkan sebaik mungkin untuk deketin gebetannya tersebut. Percayalah, ada orang yang seperti itu. Sumber: pengalaman pribadi.

Bersamamu kuhabiskan waktu
Senang bisa mengenal dirimu
Rasanya semua begitu sempurna
Sayang untuk mengakhirinya

#np: Ipank - Sahabat Kecil

Banyak event yang gue lewatin bersama kelas gue. Dari setiap event yang kita jalani, kita sadar bahwa semakin dekat waktu kita berpisah, semakin terasa kekompakkan kita. Semakin erat kekeluargaan kita. Meskipun dibalik itu semua diiringi oleh canda, tawa, haru, bahkan emosi, tapi kita sadar bahwa semua itu adalah unsur yang mempererat hubungan kita. 

Kadang, saat gue bersama mereka atau beberapa dari mereka, gue seperti kembali ke masa dimana gue alay. Tapi kali ini gue gak perlu malu, karna kita gak pernah ngebiarin satu orang berbuat alay atau gila. Satu gila, semua gila. Itu slogan yang baru gue buat 10 detik yang lalu. Gue rindu saat anak-anak dateng ke rumah gue cuma untuk main PES atau numpang internetan pake wi-fi. Ya, mental anak kost mereka udah terlatih sejak jaman SMA. Gue gak ngerasa keberatan, justru gue open banget kalo mereka dateng. Satu hal yang gak gue rasain sekarang.

Sampe akhirnya saat itu tiba.. Farewell party. Perpisahan. Hal yang paling dibenci dari pertemuan. Saat itu diputar video buatan masing-masing kelas. Video yang berisi aib dan kenangan selama 2 tahun bersama. Jujur, gue merinding saat itu. Gue menyadari semua ini akan berakhir dalam satu malam. Setelah itu, kata-kata, "see you on top, guys", menjadi akhir dari buku SMA kita.

Jika kalian (anak kelas 12) berpikir bahwa pada saat kuliah nanti kita akan bebas dari orang tua dan bebas untuk berbuat apa aja semau kita, percayalah, kalian gak akan nikmatin hal itu. Saat ini, jarak 600 km membentang memisahkan gue dengan keluarga, begitupula dengan kekasih dan sesuatu yang akan kalian dapet adalah pelajaran akan lebih menghargai waktu dan arti dari sebuah pertemuan singkat. Kalian juga gak akan nemuin temen seperti masa SMA, walopun di tempat kalian nanti kalian punya banyak temen tapi tetep ada satu rongga di hati kalian yang merindukan kegilaan masa SMA. Bukannya gue mau nakutin buat anak kelas 12, tapi gue cuma mau bilang, manfaatkanlah sisa waktu kalian bersama temen-temen kalian, bersama sahabat kalian, bersama kekasih kalian yang beda tujuan universitas. Nikmati semua canda tawa kalian. Jadikan tiap pertengkaran sebagai sebuah pelajaran untuk ke depannya supaya gak seperti itu lagi. Karena semua itu akan terus ada dalam ingatan kalian dan kalian akan merindukan itu semua.

Duh, bukannya gue sok menggurui, gue cuma mau berbagi pengalaman yang udah gue lewatin. Jujur, gue juga kangen akan semua itu dan gue bersyukur masih bisa berkomunikasi dengan mereka hingga saat ini.

Mungkin cukup dari gue untuk saat ini. Mohon maaf apabila jarang update, sibuk nemenin Raisa nge-date. Harap dimaklumi. Sekian dan wassalam.

Eh...,

Ketinggalan...,

Ini keluarga gue, 11-12 IPA 1,

our holiday

see u on top, guys

Teman sejati adalah mereka yang membuat kamu seperti bersama keluarga sendiri. -gue

Udah, ah, dadah..,

Mwah :*

Wednesday, September 10, 2014

Semua Tentang Rindu

New world, new step, new hope.

Men, ninggalin kehidupan lama itu ga segampang yang gue kira. Gue sering ngedenger cerita gimana beratnya merantau, meninggalkan orang-orang yang kita cintai, entah itu orang tua, sahabat, pacar ataupun mantan yang tak lekang oleh waktu (cie gitu). Gue ngerasain pada saat ortu gue serta kekasih gue berdiri berdampingan di sisi rel kereta. Menanti waktu keberangkatan kereta. Menanti melihat orang yang mereka sayangi menjauh, lalu hilang dari pandangan.

Problema pasangan korban LDR pertama kali adalah 'takut kehilangan'. Jujur, gue mengalami hal itu. Hampir tiap hari pikiran gue selalu terfokus pada, "kira-kira pas gue pulang nanti, dia masih sama gue gak ya?..". Maklum, gak biasa, sob. Di moment seperti ini, posisi pacar kadang di atas keluarga, karena gue berpikir saat gue pulang, keluarga udah pasti nyambut gue dan ada buat gue tapi pacar? Hmm... Belum tentu tangannya masih terulur untuk gue.

Seandainya jarak tiada berarti
Akan ku arungi ruang dan waktu dalam sekejap saja
Seandainya sang waktu dapat mengerti
Takkan ada rindu yang terus mengganggu
Kau akan kembali bersamaku

Asu, kebawa suasana.

Kembali ke rantauan, ya, gue kini ada di kota pelajar. Dengan tujuan menimba ilmu demi masa depan dan keluarga. Gue di sini atas kemauan gue pribadi. Bukan karena sengaja ingin menjauh dari ortu, tapi karna ada panggilan dari kota ini yang mengharuskan gue untuk menempatinya. Dunia pendidikan yang baru sedang gue jalani, bersama suasana baru, kota baru dan teman baru tentunya. Ini semua mengharuskan gue untuk cepat beradaptasi dengan hal-hal baru tersebut dari awal. Semua yang dari titik nol tidaklah mudah. Sama halnya dengan korban friend zone yang sedang berusaha keluar dari zona itu dan harus memulai semua dari awal. Trust me, itu susah banget.

Jauh dari rumah ngebuat gue, anak yang kadang cuek sama ortu, sekarang jadi lebih care dengan keadaan di rumah. Beberapa hari sekali gue minta nyokap buat nelfon (iya, gue ngirit), dan gue selalu nanya, "mah, gimana kabar rumah?", nyokap gue selalu jawab, "rumahnya masih gini-gini aja kok, baik-baik aja." Beliau ngomong gitu sambil ketawa. Damn! I really miss her laugh. Pada momen itu pikiran gue terbang ke rumah, berada di dekat mereka, berkumpul di ruang TV yang diisi dengan percakapan konyol keluarga. Gue yakin, setiap keluarga punya cara sendiri untuk menghangatkan suasana dan begitu cara kami untuk membuat pikiran salah satu dari kami tetap di rumah walaupun raga terpisah ratusan kilometer.


Fix, gue kena home sick.


Mungkin gambar di bawah ini bisa menjelaskan semuanya.





Mungkin di sini ada sepuh rantauan yang lagi kesasar sampe akhirnya masuk ke blog antah brantah ini. Gue yakin tiap perantau pernah ngerasain saat-saat seperti ini, entah itu dalam skala kecil ataupun besar. Gue juga yakin tiap dari mereka punya caranya sendiri untuk mengatasi hal ini, mungkin ada yang sama sekali ga nunjukin, padahal di dalam dirinya dia sangat rindu rumah, ada yang curhat ke temennya sampai ada yang nulis di blog. Pokoknya macem-macem deh.


Untuk anak rantau, kita, di tempat kini kita berpijak, ingatlah pada alasan kenapa kita ke sini. Ingatlah tujuan kita pertama kali. Ingatlah pesan orang tua kita ketika kita mencium tangannya sebelum berpisah. Doa mereka tak terhalang oleh jarak, men. Untuk kalian yang kini merasakan hal yang sama dengan gue, show if you miss them. Jangan gengsi buat bilang, "mah/pah, aku kangen". Percaya bahwa mereka menantikan kita untuk menghubungi mereka dengan cara seperti itu. Untuk kamu yang aku tinggalkan, yakinkan pada diri masing-masing akan tiba saatnya ketika aku memelukmu erat dengan air mata rindu. Dan untuk gue pribadi, semoga bisa bertahan dengan kondisi ini serta sukses dalam long distance fuckin' relationship-nya. Satu lagi, semoga kalo mau nyeramahin orang lain, harus sadar diri dulu, ya, Di.


Ah, mungkin cukup sekian dari gue kali ini. Itu sebagian kecil dari perasaan rindu gue akan kota tercinta yang di dalamnya ada orang-orang yang gue cintai pula. Gue pamit undur diri, ya. Wassalam!



Monday, August 4, 2014

Mitos Mantan Terindah

Joko dan Ani sudah pacaran selama 20 tahun. Entah apa yang membuat hubungan mereka langgeng. Mungkin Joko yang penyayang sehingga Ani merasa nyaman ada di sisinya, atau orang tua Ani punya hutang kepada keluarga Joko. Entalah, biarkan ini menjadi misteri mereka berdua.

Pertengkaran sudah biasa bagi mereka, mulai dari yang sepele, hingga masalah besar. Karena berhasil melewati segala rintangan selama 20 tahun ini, mereka yakin masalah apapun yang akan menerjang hubungan mereka selanjutnya pasti mereka lewati. Dengan kekuatan cinta, kata mereka.

Joko juga mampu merubah Ani menjadi seseorang yang lebih baik. Dulu Ani adalah orang yang kasar, pemarah, suka ngomong jorok, "Jorok lo, Joko! Jorok lo!", begitu kira-kira, sekarang menjadi orang yang penyayang dan lemah lembut. Di sini mulai menimbulkan pertanyaan, sebenernya Joko ini seorang pacar atau klinik Tong Fang.

Sampai pada suatu hari...

Badai besar menerjang hubungan asmara keduanya. Di pekarangan sebuah rumah nan asri, terdengar suara keributan beberapa orang.

"Tidak! Jangan pisahkan aku dengan Aa Jok!" Ani berteriak ketika tangannya ditarik paksa oleh seseorang yang memiliki tangan lebih besar dan kekar, ayahnya.

"Neng Aniiiiii!!! Tidaaaak!!! Jangan pergiiiii!!!!!" Joko terpaku di depan pintu rumahnya sambil mengulurkan tangannya ke arah Ani, ditambah gerakan mulutnya yang slow motion ketika mengucapkan, "Jangan pergiiiiiii!!!"

"Ani! Hutang bapak kepada keluarga Joko sudah lunas! Kau harus meninggalkan dia!" (Yes! Tebakan gue tepat! Bapaknya Ani punya hutang!)

"Tapi pak... Cinta kita sudah lengket sepeti Power Glue... Ihik.. Ihik," tangis Ani mulai pecah.

"Ani, asal kamu tahu, lem Power Glue aja bisa lepas, apalagi cinta kalian berdua," mendengar perkataan bapaknya, Ani hanya bisa termenung. Dengan berat hati ia terpaksa meninggalkan Joko. Saking termenungnya, ia tak sadar telah diseret bapaknya hingga ke rumah. Kasian.

Hari-hari pasca tragedi mengerikan tersebut, Ani hanya bisa meratapi kenangan ketika bersama Joko di kamarnya. Ia ingat ketika pertama kali bertemu Joko, ketika ia disuruh orang tuanya pacaran dengan Joko. Ia ingat momen lucu bersama pangerannya tersebut seperti ketika Joko salah menyuapi makan, bukannya nyuapin Ani, dia malah nyuapin bebek. Katanya mulut mereka mirip. Ani kembali melihat barang-barang pemberian Joko. Ia menemukan sedot WC di sudut kamarnya, Joko bilang toilet Ani sering penuh kalo dia pup, makanya ia memberikan alat itu supaya Ani sering mengosongkan septic tank-nya. Semua hal itu membuat Ani memberi cap kepada Joko sebagai.. Mantan terindah.

---



Nah, kira-kira begitulah gambarannya seseorang memberi cap 'Mantan Terindah'. Mungkin ada yang pernah mengalami apa yang terjadi dengan Joko-Ani? Atau ada yang pernah memberi cap yang sama? Jujur, gue sendiri pernah ngasih cap begitu ke mantan gue. Waktu itu gue lagi khilaf.

Beberapa hari lalu, gue menerima pesan dari temen gue dan ia bertanya, "Aldi, gimana sih caranya ngelupain mantan terindah?". Setelah membaca pesan itu gue ga langsung jawab, tapi berpikir pada kata, 'mantan terindah' tersebut.

Apa benar ada istilah itu? Menurut gue, itu cuma istilah yang dibuat-buat oleh diri kita sendiri. Secara tidak sadar, kita sudah terjebak di masa lalu, atau, kita belum mampu bangkit dari masa lalu. Menikmati kesendirian dengan membayangkan masa-masa indah bersama sang mantan. Seperti kita ingin berlari namun membutuhkan sepatu lari, kemudian saat itu sepatu lo ilang sebelah, hal itu yang membuat lo tertahan. Lo terlalu sibuk nyari sepatu yang sebelah itu, bahkan ada yang tidak bergerak karena bingung mau nyari dimana. Ada yang mencari sepatu itu dengan menjelajahi tempat yang ia datangi sebelumnya. Bisa jadi saat menelusuri tempat itu, lo ngelewatin tempat yang dulu pernah lo singgahi bersama mantan, menghabiskan waktu berdua, sehingga lo terpaku dan ga jadi nyari sepatu itu.



Kalo lo niat untuk move, lo pergi ke toko sepatu, cari yang baru, and then.. Run! Jangan lupakan masa lalu tapi jadikan masa lalu sebagai pelajaran, kalo di depan ada rintangan tapi ternyata rintangan itu pernah ada di masa lalu lo, lo bakal dengan mudah melewatinya.

Lagi pula, diliat dari namanya aja udah 'terindah', ter- ... Dimana-mana, ter- itu menunjukkan paling, terindah berarti paling indah. Kalo mantan lo ngasih kenangan super indah kepada lo, dan ketika lo punya pacar baru dan dia memberikan sesuatu yang lebih dari mantan lo itu, lo bakal nyebut apa? Terterindah gitu? Maksa.

Menurut gue, pasangan terindah adalah pasangan yang disiapkan Tuhan untuk mendampingi kita kelak. Bukan pasangan yang pertama buat kita, tapi pasangan yang bakal ada disaat-saat terakhir hidup kita. Pasangan yang memberikan keindahan yang tak pernah ia berikan ke orang lain selain kita. Pasangan yang bersedia membuktikan, bahwa ia pantas menjadi pasangan kita. Gitu.

So, buat lo yang masih nyebut mantan terindah, mungkin saatnya mengganti isitlah itu dengan, "pengalaman berharga," karena pengalaman itu akan membantu lo di cerita asmara lo selanjutnya. Lupakan tentang mantan terindah, anggap aja itu hanya mitos masyarakat sekitar.

Well, gue akhiri deh, udah lama juga gue gak nulis sepanjang ini. Semoga aja ada manfaatnya. Yaaa... Minimal nyantol dikit deh. Sekian dan wassalam!

Friday, August 1, 2014

Good Bye, THR!

Hai! Berhubung masih dalam suasana lebaran, gue mengucapkan, Minal aidzin walfaidzin. Mohon maaf lahir dan batin. Keep absurd, gais!

Udah, cukup ucapannya. Sekarang kita kembali ke celotehan gak penting gue. Karena masih lebaran, gue akan ngebacot tentang hal yang gak jauh-jauh dari lebaran, yaitu.... *bersambung*


Sinetron abis.


Gue mau ngomongin THR. THR everywhere... Ga dapet THR anytime... Mitos semakin tua THR makin tipis udah lagi gue alami. Sebetulnya gapapa gak dapet THR, tapi dikarenakan status gue sebagai pengangguran (lulus SMA dan belum kuliah), jadi selama nganggur berkepanjangan ini pendapatan gue juga ikut surut.


Sebenernya gue emang seharusnya sadar diri. Di umur gue yang gak-terlalu-muda-lagi, gue gak perlu berharap pada pendapatan THR, apalagi di keluarga nyokap gue, gue termasuk anak yang umurnya lebih banyak (gue gamau ngomong tua) dari yang lainnya.


Banyak awkward moment yang terjadi saat pembagian THR di keluarga, salah satunya ialah ketika semua anak-anak antre untuk mendapatkan THR, dimulai dari yang termuda hingga yang paling banyak umurnya (bukan tua), dimana lo ada di posisi terakhir dan ketika giliran lo tiba dan bokap atau nyokap lo nyeletuk, "Ah, gausah dikasih, dia mah udah gede ini," dan yap, tangan yang dalam posisi memberi itu langsung ditarik sambil berkata, "Oh iya bener, yang ini mah gausah,". Gue cuma bisa senyum mesem. Mending gausah ngantri dari awal daripada harus berakhir seperti demikian. Hiks...


Salah memang kalo lebaran ngarepin THR, karena silaturahmi itu harus didasarkan rasa kekeluargaan, bukan rasa keuang-uangan. Aseeeeek.


Oh iya, mungkin di luar tema, tapi gue cuma pengen tau, kalo lo baca tulisan ini dan udah pernah baca tulisan gue yang lainnya, gue mau minta komentar kalian tentang gaya nulis gue atau tulisan mana yang kalian suka di sini. Komentar kalian bisa ditulis di comment box. Komentar kalian sangat berharga bagi gue lhoo. :)


Sekian dulu deh dari gue, sekali lagi minal adizin walfaidzin dari gue beserta keluarga. Mohon maaf lahir dan batin. Wassalam!







Thursday, June 5, 2014

Twitter, Oh, Twitter...



Halo! Kalo biasanya dari kemarin gue selalu ngepost tentang berbagai tips tentang sesuatu, kali ini gue mau cerita sedikit. Ya, bisa dibilang kembali ke saat pertama kali gue nulis di blog untuk sekedar curhat. Jadi buat kali ini, kalo mau dibaca boleh, kalo engga yaaa baca dulu lah dikit, siapa tau kita punya keresahan yang sama. HeHeHeHe.

Kalo berbicara Twitter, ya, mungkin ini salah satu sosial media terbesar untuk saat ini. Tapi, gue merasakan semakin ke sini gue semakin males, ya, main Twitter? Gue mulai buat Twitter tahun 2010 namun baru aktif sekitar 2011-an. Bukan karena gak ada gadget, tapi lebih ke emang guenya aja yang norak gak tau cara mainnya. Kalo dibandingin sama temen gue yang baru buat saat itu, tweet gue dengan cepat dilewati, bahkan 100x lipat. Karena termotivasi, mulai saat itu gue resmi jadi aktifis Twitter. Nge-tweet hampir tiap menit, bandingkan dengan sekarang yang nge-tweet kalo ada mention doang.

Entah kenapa seperti ada ‘faktor X’ yang ngebuat gue males main Twitter. Apalagi kalo udah ngeliat orang-orang resek yang berkeliaran di TL gue, mau di unfollow kenal sama orangnya, gak di unfollow bikin mata pedes tiap liat timeline.

Salah satu dari orang rese di Twitter adalah orang yang selalu galau kalo nge-tweet. Mungkin orang yang seperti ini memiliki pola hidup begini,

Tidur -> bangun -> makan -> galau -> sekolah -> istirahat -> galau -> pulang -> ngerjain tugas -> galau -> mandi -> galau  -> galau -> galau -> galau -> tidur -> kembali ke awal.

Dan punya siklus hidup seperti ini,

Dibikin sama ortu -> di kandungan -> galau -> lahir ->  hidup -> galau -> mati -> masih galau.

Hampir 80% hidupnya dihabiskan untuk galau, pemirsa. Hebat sekali. Yang begini patut diawetkan di WGM (World Galau Museum).

Orang rese lainnya yaitu orang yang selalu berkicau tentang apa pun yang ia lakukan. Ya main lah, makan lah, boker lah, semuanya deh. Misalnya seperti ini,

@an1cIeim0etZ : “Lage boker niech.”

@an1cIeim0etZ : “Keyaz bingiiiiiiitttsss.”

@an1cIeim0etZ : “Aaaah, ujungnya kliyatan!”

@an1cIeim0etZ : “HMMMMMMMMPPPPPP!!!!!”

@an1cIeim0etZ : “Plung. Yeay keluar jugaaaa!”

Sebenarnya dia sadar telah membuat orang lain ingin meng-klik tombol unfollow di profile page-nya. Dia seakan menguasai timeline sendiran seperti tak ada orang lain yang membacanya. Mungkin dia juga sadar kalo beberapa followers-nya nyindir dia melalui tweet2 mereka. Bukannya sadar, orang seperti Ani ini malah ngebales sindiran mereka dengan tweet seperti ini,

@an1cIeim0etZ : “Kaloe gak cuka cama twit akoeeh, unfollow ajaaah!!”

Setelah dia nge-tweet seperti itu, followers-nya yang berjumlah 5 orang secara serentak meng-unfollow Ani. Ani sadar. Ia galau karena akibat sikapnya dia jadi gak punya follower dan merasa terpinggirkan dari pergaulan. Karena galau, dia ngemis2 minta follback ke orang. Setelah memiliki 4 followers, dia kembali menguasai timeline sendiri. Di unfollow lagi. Galau lagi. Ngemis lagi. Gitu aja terus. Untungnya di Negara kita memenggal kepala orang termasuk salah satu hal yang illegal, maka selamatlah orang-orang seperti Ani.

Selain karena beberapa tipe orang di atas, hal lain yang ngebuat gue merasa jenuh main Twitter adalah karena gak ada game. Oke, ini agak berharap. Tapi, game jadi alasan kuat kenapa Facebook masih rame disinggahi sampe saat ini. Yaaa, siapa tau pembuat Twitter ngebaca tulisan gue ini dan akhirnya memutuskan untuk mengunduh game di sosial media buatannya.

Mungkin gak semua orang setuju sama tulisan gue ini, “gue gak setuju sama lo!” “apa-apaan nih?! Gue masih suka main twitter kok!” “sok ganteng lo, Di!”. Ya, setiap orang kan berhak mengutarakan keluh kesahnya. Lagi pula, buat sebagian orang, terutama penulis, seleb, sampe pedagang jajanan online membutuhkan Twitter sebagai media untuk mempermudah pekerjaan mereka. Gue juga begitu, kalo nge-post link masih mengandalkan Twitter. So, kamu masih cukup berguna kok, Twit…

Ah, ini cuma keisengan gue belaka kok. Cukup segini aja yang gue tulis. Oh iya, apa bila ada yang satu pendapat sama gue dan punya alasan lain, “kenapa twitter membosankan?” boleh bercuap di comment box. :D Gue pamit, dah!

Sunday, June 1, 2014

5 Tips Keluar dari Friend Zone




Halo! Akhir-akhir ini gue semakin sering ngeliat berbagai keluhan tentang friend zone di socmed. Jujur, hal ini agak mengganggu gue, apa gak ada hal lain yang lebih pantes buat di galauin? Menurut gue, mikirin nanti bakal kuliah dimana jauh lebih cocok untuk digalauin (ini masalah gue, sih). Maka dari itu, kali ini gue mau ngasih tau 5 cara menerjang friend zone! Gue akan share tips buat kalian yang terjebak friend zone agar bisa keluar dari zona kampret tersebut.

Fenomena friend zone udah gak lazim di kalangan kita. Mungkin tiap harinya populasi friend-zoners (sebutan orang yang terjebak friend zone) semakin meningkat. Sejauh ini udah banyak artikel mengenai tips ini, toh, apa salahnya gue ngasih tips versi gue sendiri? Muehehehehe.


Gue takut kalo friend zone tidak juga dibasmi malah akan merajalela, dan mungkin bisa bertahan sampe gue punya cucu kelak dan menjadi salah satu warisan dunia UNESCO. Bahaya. Well, cukup untuk pembukaan, sekarang kita masuk ke intinya, cekidot!


1. Lakukan dengan perlahan

Jangan buru-buru! Ini merupakan step awal dan paling mudah. Ingat, di sini lo harus keluar dari batas pertemanan tanpa menghancurkannya. Jangan karna lo terlalu ngebet sampe akhirnya jadi pacar engga, hubungan pertemanan juga rusak.

Joko : "Ani, kita kan udah temenan sejak di dalem kandungan. Dulu kalo orang tua kita lagi rumpi, kita juga suka ngobrol kan dari dalem kandungan masing-masing."

Ani   : " Iya, terus kenapa?"
Joko : " Kamu mau gak pacaran sama aku?"
Ani   : "Ih, apaan deh, kok tiba-tiba gitu?" *gampar* *tinggalin Joko*

2. Tak kenal lelah!

Kita di sini sebagai pejuang friend zone! Dan seorang pejuang itu tidak kenal dengan kata lelah! Kalo doi merasa ada perubahan dari diri lo, semisal lo jadi lebih perhatian, semakin sering kirim sms, mungkin doi masih ngerasa canggung karna ada yang 'aneh'. Jangan putus asa kalo dicuekin pas mau ngajak ngobrol atau dijutekin saat sms-an, karna doi mungkin sedang menyesuaikan dengan hal 'baru' itu. Kalo lo langsung nyerah dan berpikir bahwa dia ga akan jadi kekasih lo, lo langsung ga perhatian lagi dan kembali seperti awal, bisa-bisa doi berpikir bahwa lo cuma main-main sama dia, dan itu bisa merusak hubungan perteman kalian nanti.

*sms*

Joko : Hai Aniiiii.
Ani   : Iya.
Joko : Lagi apa nih?
*gak dibales*

*sms lagi*

Joko : Ani, besok ada pr, gak?
Ani   : Gak
Joko : Wokeeeeeey. makaci kakak!
*gak dibales*

3. Jangan terlalu agresif

Mungkin step ke-3 ini dilakukan kalo lo udah dapet sinyal dari doi alias udah mulai keluar dari friend zone. Tapi ingat, jangan mentang-mentang udah dapet sinyal positif lo malah semakin agresif. Pada tahap ini, status lo masih sebatas pendekatan, jangan terlalu sering ngikutin atau pergi selalu bareng, ke kantin bareng, ke ruang guru bareng, ke toilet bareng, doi pasti bakal risih dan akhirnya menghilangkan sinyal tadi yang kemudian berefek pada rusaknya pertemanan kalian.

4. Sabar dan let it flow~

Kalo lo udah berhasil keluar dari friend zone, mari saatnya menikmati saat-saat ini, kawan. Lakukan seperti selayaknya pdkt biasa, malah lo punya segudang bahan obrolan semisal kenapa bisa suka sama doi, kenapa bisa baru suka sekarang sampai ngasih tau pelet yang lo gunain buat ngegebet doi.

Sabar. Jangan lupakan kata itu. Untuk keluar dari friend zone mungkin butuh waktu yang gak sebentar, mungkin bisa lama banget, tergantung dari doi ngerasa nyamannya aja, sih. Sabar bisa jadi kunci dalam kasus ini, dengan sabar dicuekin dan segala macem, doi bakal ngerasa lo gak main-main sama dia dan terasa serius. Terus berjuang meskipun itu sampai berbulan-bulan bahkan tahunan, bisa jadi lebih lama waktu nunggunya daripada jadiannya (itu juga kalo jadi).


5. Tembak!





Andai dia udah ngasih lampu hijau maka segera lah nyatain cinta lo, karena lampu hijau deket rumah gue cuma 30 detik, mungkin doi juga gak mau lama-lama nunggu. Jangan ngebuat doi berpikiran lo hanya mempermainkan dia, bisa-bisa pendekatan yang lo lakukan selama ini akan terasa percuma dan hubungan pertemanan lo sama doi udah terlanjur kacau. Batal deh. 

Nah, itu lah 5 langkah agar lo bisa keluar dari friend zone. Langkah-langkah di atas bukan sekedar bualan biasa, karena itu merupakan tips berdasarkan pengalaman pribadi gue. Iya, gue sukses keluar dari friend zone, HAHAHAHA, okesip.


Keuntungan pacaran setelah friend zone adalah lo bakal berasa punya pacar yang komplit. Komplit di sini bukan pake telor dan dagingnya banyak, tapi lebih ke jadi pacar bisa, temen bisa, sahabat bisa, pokoknya fleksibel deh. Gue sama doi udah temenan dari SMP dan baru pacaran ketika akhir SMA, dan alhamdulillah gue bahagia dengan yang sekarang. Iya, kan, Joko sayang?


Ah, sudahlah, semoga tips gue berguna buat khayalak ramai. Kalo ga berguna sekarang, mungkin suatu saat kalian akan membutuhkan tips ini, pokoknya berguna aja, ya. Gue pamit, dah!

Thursday, May 1, 2014

Berbagai Macam Cara Murid Mencontek

Assalamualaikum... Duh jadi berasa stranger lagi nih lama gak posting dimari. Sibuk ujian dan semua tetek-bengeknya, cyin.

Ya, gue baru aja selesai melaksanakan sesuatu yang sering dianggap horror oleh kebanyakkan pelajar di Indonesia, yap, Ujian Nasional (UN). Menurut kabar, UN SMA tahun ini level kesulitannya ditingkatin. Awalnya gue berpikir gak akan beda jauh dari soal try out, eh... gak taunya... ah, sudahlah... jadi ngebahas ini kan. Mungkin di lain kesempatan gue bakal ngomongin ini, tapi buat sekarang, gue akan ngebahas berbagai macam cara murid untuk mencontek.

Dari sekian banyak TO dan sederet ulangan lainnya, gue memerhatikan cara mencontek temen-temen gue (iya, gue termasuk) yang dari ulangan ke ulangan semakin ahli dalam bidang ini. Dari yang awalnya masih malu-malu bangsat hanya untuk sekedar tengok kiri-kanan, kemudian ngebuat contekan di kertas kecil yang diselipin di kotak pensil atau kaos kaki, sampai menahan pengawas dan menyandranya kemudian meminta tebusan ke pihak sekolah berupa kelulusan dengan nilai bagus.

Oke, fokus ke topik dulu. Sebenernya kalo ngebahas masalah pendidikan ini gue jadi suka greget sendiri. Entah kenapa pengen banget ngetik semua yang ada dipikiran gue. Grrrr. *grogotin buku prediksi UN*

Gausah basa-basi lagi, gue mulai dari yang paling general hingga ter-ekstrem.


1. Lihat Kiri-kanan dan Manggil Temen


Nah, ini yang paling umum. Cara ini digunakan hampir semua murid dari tingkat dasar (mungkin), sampai tingkat tertinggi. Cara ini sudah ada sejak lama, entah siapa yang menemukan. Tapi siapapun itu, kami sebagai pelajar sangat berterimakasih atas inovasi Anda.

Walaupun konvensional, teknik menggunakan cara ini sangatlah mudah. Pertama, lihat teman terdekat, pastikan ada yang pintar di sekitar Anda. Jangan memaksakan apabila kemampuan otak teman yang Anda tanya setara atau bahkan di bawah kemampuan Anda. Jangan juga bertanya kepada teman Anda yang selalu fokus pada soalnya, contohnya akan seperti ini;

A: *nengok ke kiri* "Sob, sssst... Sob..."
B: *serius mengerjakan soal*
A: "Woy!!"
B: *masih serius*
A: "Kampret!" *lempar nuklir*
B: "Ya, apa?"

Setelah mengunci target, perhatikan posisi pengawas. Jika aman, lanjut ke tahap selanjutnya. Panggil target dengan volume suara 10-20% saja. Jangan teralu keras, dan jangan pula terlalu pelan. Ingat, pengawas bisa mendengar suaramu kapan saja, kawan. Pastikan target mendengar suara pertolongan Anda. Apabila pandangan target tepat ke arah Anda. Ini adalah moment penentu. Jawaban Anda terisi atau tidak akan ditentukan pada moment ini. Jangan buat kesalahan, manfaatkan sebaik mungkin. Getarkan bibir Anda sesuai nomor soal dan pastikan juga gerakannya dapat dimengerti target. Selanjutnya, target akan memberi jawaban sesuai dengan nomor soal yang Anda tanyakan.

note: sekali lagi, lihat nomor soal dahulu. Jika ternyata soal yang Anda tanya sudah diisi, maka tak ada kesempatan kedua bagimu, nak.

Metode ini akan ampuh apabila lo diawas oleh pengawas yang mudah lengah. Jangan gunakan cara ini apabila pengawas memiliki mata elang, apalagi kalo pengawasnya ngebawa elang beneran. Peluang lo akan mencapai 90% dalam kondisi seperti itu. Bukan peluang sukses, melainkan peluang kertas lo diambil pengawas dan lo gak dikasih nilai sama guru mapel tersebut. Selamat.

2. Membuat Catatan Kecil


Cara yang kedua dilakukan oleh orang yang mulai niat dalam bidang ini. Memang, tak semua yang dicatat itu berupa jawaban, beberapa diantaranya hanya mencatat sejumlah rumus (untuk bidang IPA) dan berdalih, "Ah, gue takut lupa, sob, makanya gue catet aja". Okesip.

Catatan kecil tersebut kemudian diselipkan di kantong baju, kaos kaki, atau ketek pengawas. Ada juga yang membuat catatan di atas meja atau di belakang papan jalan. Tidak menutup kemungkinan pula mencatat di belakang kartu peserta. Semuanya tergantung kebutuhan dan situasi.

3. Melihat Handphone


Yang satu ini butuh keberanian tingkat tinggi untuk melakukannya. Resikonya bukan hanya handphone Anda akan tersita, lembar jawaban Anda pun akan demikian. Apalagi jika Anda duduk di barisan depan, Anda harus mempunyai trik sendiri untuk melakukannya.

Setiap sebelum memulai ujian, pengawas selalu menyuruh kita untuk menyimpan handphone di dalam tas dan di silent. Jangan gunakan cara ini bila Anda menggunakan celana model beggy dan handphone Anda Galaxy S5 atau iPhone atau handphone berlayar besar, karena Insya Allah akan terllihat jelas menjeplak di paha Anda walau dalam radius jarak 10 meter sekalipun.

Oh iya, jangan juga menggunakan handphone BB Curve. Kalaupun memakai itu, janganlah terlalu sering jika tak mau ketauan. Pengguna BB Curve pasti paham dengan maksudnya.

4. Pergi ke Toilet

Memasuki nomor 4, Anda pernah melihat teman Anda yang jarang ke toilet saat KBM biasa kemudian menjadi sering ke toilet saat ujian? Saya pernah. Cara ini bisa juga dibilang 'cara ajaib', kenapa? Karena setiap yang selesai dari toilet, ia akan langsung menjawab soal dengan cepat. Perbandingannya;

sebelum ke toilet


setelah kembali dari toilet

Jadi, untuk yang satu ini saya gak banyak komentar...

5. Chaos di Kelas


Kondisi ini terjadi apabila korelasi antara murid dengan pengawas sangat baik, atau, pengawas sepertinya menyadari muridnya kesulitan dalam mengerjakan soal dan memberi kelonggaran dalam pengawasannya. Pada kondisi seperti ini, murid A bisa pindah ke sebelah murid B. Murid C satu bangku dengan D. Murid E tukeran tempat sama pengawas, gantian dia yang ngawas, pengawasnya ngerjain soal. Itu semua memungkinkan untuk terjadi dalam situasi ini.


Mungkin cukup sekian. Bila ada yang mau menambahkan, monggo komen di comment box. :)
Gue gak bermaksud buat membawa kalian ke jalan yang salah, ya, ini juga sekalian membuat para pengawas lebih waspada setelah memaca tulisan ini (kalau ada itu juga). Bisa jadi pula tulisan ini menimbulkan polemik diantara kaum saya, ada yang pro, ada juga yang kontra. Yah, itu terserah kalian saja pilih yang mana.

Gue sudahi saja. Ingat, gue gak ngajarin buat curang yaaa. Belajar yang serius sebelum ujian, jangan lupa untuk selalu berdoa dan usahakan tiap ujian mengerjakan sendiri, kalau mepet boleh lah sekali-sekali, asal jangan terlalu sering. Paham? Yap, sekian dari gue kali ini. Wassalamualaikum.

Saturday, February 1, 2014

Welcome 2014

Welcome February... Bulan penuh cinta, katanya. Setelah satu bulan kemarin absen untuk bikin postingan karena beberapa alasan tentunya. So, ini bakal jadi postingan pertama gue di tahun 2014. Sebelum peresmian postingan pertama ini, dipersilahkan kepada bapak Aldi, selaku pemilik blog untuk memberi sambutan.                                                                
Ekhem, terima kasih saudara Adam Levine -kembaran, red- atas pembukaannya.

Pada kesempatan kali ini gue gak akan ngebahas banyak hal, bahkan gue juga ga ada pokok bahasan yang enak buat ditulis di sini. Mungkin gue akan mengklarifikasi hilangnya gue dari dunia blog bulan lalu, soalnya media dan infotainment udah mulai ngeberitain yang gak bener tentang gue. Aku lelah.

Masuk bulan Januari sekaligus menandai babak baru di kelas 12. Babak dimana kata-kata, 'Ujian Nasional dan SBMPTN udah di depan mata, waktumu tak banyak, nak', menjadi semakin sering tertangkap telinga, Muak, tapi itu pasti terjadi. Waktu belajar semakin hari semakin meningkat, sampe kepala pusing terus minum obat pusing yang ada efek kantuknya, terpengaruh efek, tidur dan akhirnya ngga jadi belajar.

Rasio belajar meningkat dan kesempatan tidur semakin berkurang. Itu faktor waktu pelajar yang emang gak seimbang, bahkan jika diseimbangakan dengan power balance sekalipun hasilnya bakal nihil. Jangankan untuk nulis, buat nonton film atau baca novel aja gak sempet. Sampe akhirnya gue kuatkan tekad dalam hati gue, 'Mulai besok, 10-15 menit sebelum tidur, harus nyempetin waktu buat nulis'. Besoknya gue ketiduran. Fail.

Itu kenapa gue ngga nge-post apa-apa bulan Januari, emang, ini juga salah gue yang kurang memanfaatkan waktu untuk disiplin nulis. Minimal 2-3 post sebulan gagal dijalani. Aku gagal. Aku salah. Aku kotor. Tolong bersihkan aku...

So, Insya Allah mulai saat ini gue akan lebih meningkatkan kedisiplinan gue, terutama dalam menulis dan belajar tentunya. Ini juga bisa lo ambil sebagai pelajaran betapa berharganya waktu dan manfaat dari disiplin. Sorry bukannya sok ngajarin, tapi kalo ada yang berpikir gue sok ngajarin, emang bener sih, hehe. Semangat semuanya! Aku cinta kamu apa adanya!

Kalimat terakhir paragraf di atas gak ada maksud tersembunyi, ya. Udah deh, sekian pembukaan dari gue selaku empunya blog. Sisanya gue serahkan kembali ke kembaran gue yang jadi pembawa acara, Dam... Adam Levine... Nih giliran lo sekarang. Wassalamualaikum.

Terimakasih kembaran yang udah ngebuka postingan pertama tahun ini dengan pembuka tapi menjurus isi. Panjang banget. Norak sih gak biasa bikin pembukaan. Dengan ini, postingan pertama tahun 2014 resmi diluncurkan. Hore! *tepuk tangan* *penonton bersorak* *sorakin penulisnya, garing*

See u next time, babay!