Tuesday, January 29, 2013

Hey, I Miss You



Lo orang pertama yang bukan dari SD gua yang gua kenal saat pertama kali masuk SMP. Saat itu dengan lugunya kita saling berkenalan dengan gaya ala anak SD, dan saat itu pula lo jadi teman sebangku gua. Masa-masa kelas 7 yang lucu,  gua, lo, dan 2 orang lainnya merupakan sahabat dekat, kita selalu menghabiskan waktu bersama, melakukan hal gila dan lucunya walau status sudah menjadi pelajar SMP tapi sifat kita terlihat seperti anak SD. Masih ingat dengan “Master”? Kakak kelas favorit kita yang jadi panutan kita. Apa yang dilakukannya selalu kita ikuti. Pernah suatu saat dia menyimpan satu pulpen di saku kemeja sekolahnya, kita mengikuti dia, menyimpan pulpen di saku kemeja, tapi bukan satu, melainkan 5-10 pulpen, dan itu pulpen anak-anak kelas bukan punya sendiri. Hahaha, antara lucu dan geli saat membayangkannya. Gua yakin, kalau gak ada kalian, awal SMP gua terasa hambar. Berkat kalian gua jadi lebih bahagia.

Memasuki kelas 8, satu dari kami pindah sekolah, jujur, gua merasa kehilangan, terlebih saat itu memang dia yang paling dekat dengan gua dibanding dua lainnya. Tapi dengan kesibukkan gua sebagai pelajar dan berkat 2 sahabat gua yang lain, rasa kehilangan itu bisa tertutupi. Maaf kalau agak lebay, karena kehilangan sahabat lebih susah dilupakkan ketimbang kehilangan pacar, apa lagi kehilangan remote tv.

Kehilangan satu orang tidak membuat kita bertiga jadi lemes, kita tetap ceria meski terkadang ada rasa kangen yang menghampiri. Saat itu kita bertiga selalu kompak, sering main ke rumah satu sama lain, nginep dan menghabiskan malam bersama. Dari 2 orang, ada satu yang paling dekat dengan gua, tapi yang satu tetep sahabat gua namun ada beberapa hal yang gua anggap rahasia banget gak gua bagi ke dia tapi gua bagi ke yang satunya. Gini deh, misalkan lo punya 5 sahabat, pasti dari 5, ada satu orang yang bener-bener spesial buat lo. Gua yakin itu. Gua gak akan menyebutkan namanya. Gua pake nama samaran aja, kita panggil Acer.

Gua sama Acer emang deket, banyak hal gokil yang gua dan dia lewati. Bayangin, suatu sore gua diajak dia ke rumah pacarnya, tapi ujung-ujungnya malah nyasar di Anyer. Gua juga gak tau awalnya gimana, saat itu gua hanya mikir seru dan asiknya menghabiskan waktu bareng sahabat. Dan sampai sekarang gua masih suka membayangkan saat-saat asik itu. Acer sering nginep di rumah gua tapi gua jarang nginep di rumah dia, lagian, jarak rumah kita gak jauh kok, cuma harus ngelewatin satu lampu merah doang. Orang tua gua juga udah akrab sama Acer, asal kalian tau, orang tua gua gak pernah seakrab ini dengan teman gua, kecuali Acer.

Kelas 9 semester 1, kita bertiga masih gokil seperti biasanya, walau udah disibukkan dengan persiapan Ujian Nasional, but, it’s oke, kita hadapi dengan santai. Masuk semester 2, kita mulai goyah, entah apa yang ngebuat jadi gini, jadi ngerasa agak jauh satu sama lain, cuma bareng-bareng pas di sekolah doang, tapi saat di luar sekolah, udah jarang yang namanya main bareng lagi. Emang sih, Acer sibuk banget, dia tergolong anak gaul sedangkan gua biasa aja, tapi gua maklumi, itu kan hak dia. Hal yang sama terjadi pada sahabat gua yang satunya, walaupun dia bukan anak gaul seperti gua, tapi dia orangnya sibuk, jadi gua ngerasa ada yang salah diantara kita.

Welcome to Senior High School brader ! Kita bertiga masuk SMA yang sama, Alhamdulillah. Kalau dilihat dari awal proses daftar SMA, gua sama Acer bareng terus, ngambil formulir, nyerahin syarat-syarat, pokoknya semua bareng deh. Singkat cerita, kita bertiga misah kelas. Ini pertama kali gua pisah kelas dengan mereka, karena selama di SMP kita selalu satu kelas. Seiring berjalannya waktu, gua sama Acer mulai ngejauh, ngobrol hanya sesekali, karena dia memang sibuk. Sampai akhirnya, sekarang ini, kita udah jauh, bahkan ketika berpapasan kita sama sekali tidak saling tegur sapa, hanya lewat begitu saja, dan gua ngerasa aneh setiap kali seperti itu. Entah dia merasakan hal yang sama atau tidak. Gua udah anggap ini lost contact, kenapa? Pertama karena kesibukkan dia itu, dan dia dapat banyak teman-teman baru yang bisa melupakan akan hadirnya gua di sini. Kalau gua sapa kadang dia hanya tersenyum. Gua ngerasa asing. Saat dia ulang tahun juga gua hanya mengucapkan satu-dua kata saja, gak kayak ulang tahun dia sebelumnya. Bahkan, gua udah gak pernah sms-an sama dia. Intinya, kita udah jauh. Sendiri-sendiri.

Bahkan, terkadang orang tua gua menanyakan tentang dia, seperti “Aldi, kok Acer jarang main ke rumah lagi?” Itu kata nyokap, sedangkan bokap gua sering bertanya begini “Aldi, kamu masih deket gak sama Acer di sekolah?”. Mungkin mereka melihat gua sama Acer udah gak kayak dulu lagi.

Akhirnya gua membuat analogi persahabatan gua, seperti ini. Saat SMP kita berjalan di satu jalan saja, jalan yang lurus dan aman, sehingga kita selalu bersama. Akhir SMP mulai terdapat hambatan-hambatan kecil, namun dengan semangat persahabatan kita bisa lewati hambatan itu, dan saat kita SMA, kita dihadapkan dengan jalan yang bercabang, satu ke kiri dan satu ke kanan, saat kita berjalan bersama gua terjatuh dan tanpa lo sadari, lo pergi meninggalkan gua, memilih satu diantara dua jalan tersebut, sedangkan gua gak tau jalan mana yang lo ambil, kiri? Atau kanan? Gua pilih jalan sebelah kanan, tapi apa ini jalan yang sama seperti jalan yang lo lalui? Gua hanya berjalan mengandalkan feeling, tanpa ada lo yang mendampingi. Gua harap jalan yang gua pilih ini benar, dan gua juga berharap lo terjatuh tapi tak terluka, sehingga gua bisa mengejar lo dan segera mengulurkan tangan gua untuk sahabat terbaik gua.

Hey brader, saat menulis cerita ini gua mengambil memori lama kita yang sudah tampak diselimuti debu. Dan gua buka memori tersebut, di dalam memori itu tersimpan dengan rapih berbagai cerita kita di folder “Best Friend”. Tulisan ini penuh dengan emosi rasa rindu akan kita yang dulu. Saat membayangkan moment lucu dan seru, gua tersenyum tipis, tapi saat tau realita sekarang kita berjalan sendiri-sendiri, tak ayal gua meneteskan air mata, tapi buat sahabat baik gua, kenapa enggak?

Sejuta harapan gua curahkan ke dalam tulisan ini. Terutama harapan lo membaca ini dan sadar gua merindukan kita yang dulu. Gak perlu banyak-banyak, gua cukupkan sampai di sini aja.

Hey brader, i miss the old us.

Monday, January 28, 2013

Apa Itu Secret Admirer ?


Apa sih yang kalian tahu dari secret admirer? Penggemar rahasia? Eng... iya sih, tapi bukan itu yang gue maksud. Arti secret admirer sendiri menurut gue yaitu penggemar rahasia. Iya iya, gue tau garing, gapapa deh. Tapi penggemar rahasia di sini maksudnya bukan kita nge-fans sama band Wali secara rahasia tapi suka ngikutin show mereka sambil pake baju fans mereka. Itu bodoh namanya. Maksudnya, yaitu kita suka sama seseorang secara diam-diam, simple-nya gak berani buat bilang yang sebenarnya ke orang itu. Itu arti menurut gue, gak tau menurut pakar lain gimana.

Perasaan seorang pengagum rahasia biasanya akan dipendam sendirian atau dibagi dengan orang terdekat. Gue saranin jangan dibagi, mending disimpen sendiri aja, kenapa? Karena saat waktunya tiba, itu kampret bakal ngeledekkin saat doi lewat depan kita. Gue belajar dari pengalaman. Jadi bukan secret lagi namanya. Bener-bener kampret.

Gue suka sama seorang cewek (orang yang sama seperti di “A Simple Love Story : Trilogy”). Gue gak berani bilang jujur, alhasil secara gak langsung gue jadi pengagum rahasia dia. Gue terus ngikutin perkembangan dia lewat personal message di bbm atau melalui twitter. Ya, tingkat kepo seorang secret admirer meningkat 87,55% dari biasanya. Tapi, kalau dia ngebaca tulisan ini, dia bakal sadar gak ya kalau gue jadi pengagum rahasia dia? Semoga enggak. Lagi pula yang baca ini cuma orang gak punya kerjaan dan gue tau doi itu orangnya sibuk jadi gak ada waktu buat baca tulisan ini.

Sekolah gue kemarin baru selesai menggelar acara fair-fair gitu deh. Gak akan gue sebutin di sini, takut mencemarkan nama baik. Sebenernya ada senengnya ada juga enggaknya waktu acara kemarin. Seneng karena gue bisa ketemu dia. Bukan ketemu, ngeliat doang sih. Tapi, gue pernah ngebaca tweet di salah satu account di twitter. Isinya kurang lebih gini : 

“65% orang mempunyai kemampuan merasakan seseorang yang sedang melihat dia.”

Bagi gue sih bodo amat. Gue tetep ngeliatin dia, tapi pake kamera, jadi secara gak langsung. Lensa kamera yang melihat, terus disampaikan ke lensa mata gue, begitu cara kerjanya. Walaupun hasil jepretannya gak banyak, tapi cukup buat gue tersenyum saat melihatnya #BahagiaItuSederhana. Kalau gak gitu, gue ngeliatin dia dari balik kerumunan orang, kalau dia ngerasa diliatin, gue pura-pura gak tau, haha geli sih tapi ini bagian serunya ! Gak enaknya, sejauh mata memandang, banyak orang yang.... Pacaran. Bagian ini gak perlu gue perpanjang lagi, cukup segini aja #KampretItuLebihSederhana. Terlepas dari kerjaan gue selama event itu fotoin doi doang, tapi secara keseluruhan acaranya keren banget, gokil, asik, terutama Guest Star-nya. RAN. feRnando, Aldi, gariN (@fernandohasudun, @aldirhm, @garinkuncoro. Silahkan di follow, kami fakir followers). Agak maksa, but, it’s oke lah, tulisan gue sendiri. Bebas. Gue salut sama osis-nya yang udah kerja keras demi suksesnya event ini. Semoga acara Smansa Fair tahun depan bisa lebih meriah lagi. :-)

Sekiranya cukup sekian. Gue gak tau hikmah apa yang bisa diambil dari tulisan ini. Pesan moral juga kayaknya gak ada. Dasar sampah. Ya sudah, saya Muhamad Aldi pamit undur diri, Wassalamualaikum dan bravo jomblo !

Dan biarkan aku jadi pemujamu
Jangan pernah hiraukan perasaan hatiku
Tenanglah, tenang pujaan hatiku sayang

Aku takkan sampai hati bila menyentuhmu

Monday, January 21, 2013

A Simple Love Story (Part 3)



Jujur, gua gak ada niat buat ngelanjutin cerita ini, bahkan gak kepikiran juga kalau sampai 3 part. Udah kayak film Harry Potter aja di trilogy segala. Tapi, efek feel gua yang gak enak, makannya gua terpaksa lanjut lagi ceritanya.

Sebenernya punya teman curhat lawan jenis itu ada enaknya dan ada enggaknya, gua bahas dari enaknya dulu. Enaknya, misalkan kita lagi galau karena seseorang, ambil contoh gua. Ceritanya gua galau karena seorang cewek dan gua memutuskan untuk curhat ke teman gua yang tentunya cewek juga, tujuannya? Biar gua tau harus ngapain. Kesimpulannya ; gua jadi lebih mengerti tentang cewek dan gak ngelakuin hal bodoh seperrti yang gua lakuin sebelumnya. Gak enaknya yaitu, ke siapa kita curhat? Apa orang itu tepat atau enggak buat jadi tempat curhat kita? Syarat utama buat cari teman curhat tentu orangnya dapat dipercaya, di samping itu pula, orangnya juga harus membuat kita merasa nyaman, jadi kita juga enak buat curhat. Nah, ini salahnya gua, gua punya teman curhat, cewek, dan gua nyaman kalau curhat dengan dia, dan lama kelamaan rasa nyaman itu bikin gua gak mau kehilangan dia, dalam kata lain, gua suka sama dia, walaupun kondisi saat itu dia udah punya pacar. Dengan sabar gua nunggu.... Sabar.... Sabar.

Sekarang, dia udah putus dari pacarnya. Antara seneng dan kasihan. Seneng karena berarti gua punya chance buat deketin dia, kasihan karena dia pasti sedih dan gua gak mau ngeliat dia begitu makannya gua akan berusaha ngehibur dia walaupun gak ngaruh juga, garing, sob. Tapi, pada kenyataannya gua gak ada kesempatan buat deketin dia, karena ada dua alasan ; 1. Dia belum bisa move on 2. Gua terlalu terburu-buru, gak sabaran (udah gua jelasin di part 2). Akibatnya kalian udah sama-sama tau, dia jadi berubah karena udah sadar kalau gua suka sama dia. Suka? Mungkin lebih, andai kata gua suka, pasti gua gampang buat move on, tapi ini enggak. Ini aneh. Aneh banget. Jadi gua bikin siklus dari semua ini, begini siklusnya :


Gua sayang dia -> Dia belum move on -> Gua nunggu -> Dia belum move on -> Masih nunggu -> Masih belum move on -> Setia nunggu -> Balikkan sama mantannya -> Meninggal.


Satu-satunya kemungkinan terburuk yang gua bayangin itu, dia balikkan sama mantannya. Kemudian terjadi perang batin dalam diri gua, yang satu gak terima kalau sampai apa yang gua takutkan itu jadi kenyataan, sedangkan yang satunya lagi berkata, “ya udah, relain aja, toh, dia bakal bahagia kan? Bukannya lo gak mau ngeliat dia sedih terus-menerus?”. Dari perdebatan batin itu , sebenernya gua sendiri lebih condong ke yang nerima andai dia harus balikkan. Yes, i want to see you smile even it’s not because of me.

Tapi, gua juga masih bingung dengan konsep ‘gak bisa move on’. Itu kenapa sih bisa begitu? Mungkin dari kalian yang gak ada kerjaan dan sedang ngebaca postingan ini bisa jawab. Kalau menurut gua, kalau udah, ya udah gitu. Rata-rata sih pada bilang “soalnya aku masih sayang banget sama dia” atau “aku gak bisa lupa kenangan indah yang udah dijalanin bersama” atau bahkan ada juga yang seperti ini “dia selalu ada buat aku, saat aku mau makan ada dia, mau pergi ada dia, mau cuci mobil ada dia”. Oke, yang itu gua curiga jangan-jangan pacarnya itu pembantu. Bagi gua, ngapain sih nunggu yang gak pasti? Sedangkan ada seseorang yang udah pasti, udah nunggu lo sejak lama. Meski dia gak suka sama gua, tapi apa salahnya dicoba? Gua ada versi trial-nya kok. Gua ngomong begitu karena gua percaya, bahwa dua orang yang ngejalanin hubungan terus-menerus dalam rentan waktu tertentu akan menimbulkan rasa suka, bahkan sayang. Simple-nya, waktu yang ngebawa kita, waktu yang menimbulkan rasa nyaman, waktu yang menumbuhkan bibit-bibit cinta, dan juga bagi gua, waktu adalah segalanya.

Waktu itu, gua lagi gak ada kerjaan, iseng-iseng liat timeline twitter gua, @aldirhm. Yang mau follow juga boleh kok, hehehe. Dan di situ gua menukan tweet yang menurut gua dalem banget, mungkin sedalem Goa Krubera-Voronja di Abkhazia. Kurang lebih begini isi tweet tersebut.

“Kenapa yang tulus itu selalu berakhir menyedihkan? Bahkan menyakitkan”

Deep.... Cocok. Pas banget. Klop deh sama tweet itu. Cucok, ah.

Dan gua mengutuk orang yang pertama kali mempengaruhi pikiran anak muda jaman sekarang dengan kata “modus”. Kalau sampai ketemu orangnya, udah gua gebok pake sepatu kaca Cinderella kali. Jadi, di jaman sekarang ini sulit membedakan mana yang modus dan mana yang beneran tulus. Jadi, kalau yang tulus sering dikira modus dan yang modus gak jarang dibilang tulus, jadi korbannya geer sendiri, akibatnya jadi korban php deh. Gua juga suka gitu, bener-bener tulus kasih perhatian, tapi mungkin beda dengan pemikiran dia, mungkin dianggapnya gua modus atau segala macam lah. Menyedihkan.

Emoticon. Emoticon dibuat untuk meramaikan chat, dan kalau chat gak pake emot, mungkin dikira ketus atau jutek. Tapi buat orang yang lagi fall in love, emot itu berasa berharga banget. Ambil contoh, gua lagi. Gua, kalau dia ngirim bbm pake emot smile itu udah bikin gua seneng, bahkan pernah waktu itu chat-nya penuh dengan emoticon sampai akhirnya gua kayang depan rumah. Saking senengnya. Mungkin bagi gua itu seneng, tapi menurut dia , mungkin itu hal yang biasa aja, gak ada istimewanya. Ya, saat seseorang sedang jatuh cinta, tingkat ke-geeran orang tersebut akan meningkat hingga 187%.

Akhir paragraf, gua cuma mau menulis pesan buat dia apabila dia membaca postingan ini. Gua emang gak bisa bikin tulisan yang lucu yang ngebuat pembaca tertawa atau setidaknya tersenyum geli, gua juga gak bisa bikin puisi indah yang penuh dengan kata-kata dramatik namun romantis, gua juga gak bisa merangkai kata sehingga menghasilkan kalimat singkat penuh warna dan arti, tapi dengan tulisan gua ini, mungkin bisa jadi saksi bisu, betapa pantasnya gua memperjuangkan seseorang yang bahkan orang itu sama sekali gak suka sama gua. Gua juga masih terus mengikuti alur cerita ini, mau dibawa kemana jalan ceritanya, apakah happy ending? Atau sad ending? Entahlah, gua percaya sama waktu, gua yakin, ia akan memberikan jawabannya bila saatnya tiba. Mungkin cukup sekian, gua gak berharap akan ada part-part selanjutnya, 3 part sudah cukup jelas untuk menggambarkan semua kejadian ini. Satu lagi, gua juga berterima kasih kepada kalian yang udah menghabiskan 10 menit 47 detik waktu kalian untuk membaca kejadian yang bahkan bukan kejadian yang kalian alami sendiri. Mudah-mudahan bagi kalian yang baca tulisan ini, dikasih kerjaan supaya gak menghabiskan waktunya untuk baca tulisan beginian.  Sekian, dan Wassalamualaikum.

Sunday, January 20, 2013

Cerita Cinta Cinderella (CCC)



Jaman sekarang udah gak asik menurut gua, apa lagi film dan cerita-cerita jaman sekarang, udah jarang yang bertema islami, jarang banget. Sekalinya ada, judulnya juga absurd-absurd semua, misalnya “Ayat-Ayat Cinta”, “Emak Ingin Naik Haji”, mungkin nanti ada juga “Ayat-Ayat Naik Haji.” Di postingan ini gua mau nulis satu cerita bertema islami. Mudah-mudahan diliat MUI, dikasih label halal terus dibikin film sama Michael Bay. Selamat menikmati !

Pada tahun berapa aja suka-suka gua, lahir seorang anak perempuan di salah satu kabupaten di sudut kota London. Namanya Cinderella. Dia punya seorang ibu. Ibunya janda. Dan juga 3 orang kakak perempuan dan satu bodyguard import dari Indonesia namanya Agung Hercules. Cinderella itu suka diperlakukan semena-mena oleh ibu dan kakak-kakaknya, tapi ia diperlakukan seperti itu hanya saat Agung sedang ; 1. Boker 2. Tidur 3. Tidur sambil mimpi lagi boker. Karena mereka itu sebenarnya takut sama Agung, mereka takut barbel yang suka dibawa Agung melayang ke wajah mereka. Singkat cerita, Cinderella ceritanya udah gede, kita misalkan dia 18 tahun kurang 365 hari. Karena dari dulu Cinderella selalu dilindungi oleh Agung, jadi Cinderella diam-diam juga menyimpan rasa dengan Agung. Tapi karena dia menganut paham cewek gengsi, jadi dia nunggu Agung yang bilang suka ke dia. Akan tetapi sampai beberapa tahun ke depan, Agung tidak juga menyatakan perasaannya ke Cinderella. Cindy (panggilan akrab Cinerella) merasa dia digantung, dia berpikir apa sebenarnya dia jadi korban PHP? Entahlah, kita liat di paragraf selanjutnya.

Agung sebenarnya bukan menggantung Cindy, tapi dia sedang menyiapkan surprise untuk menembak Cindy. Mau tau apa suprise-nya? Kepo yaaaa? Gue enggak. Agung akan membawa Cindy ke taman kota dan di sana, Agung sudah menyiapkan kompor penuh api (biasanya lilin, Agung suka tampil beda). Ceritanya Agung sama Cindy udah di taman. Cindy dan Agung udah jadian, dengan syarat Cindy jadi mualaf dan dia pun setuju hingga ia mengganti nama menjadi Siti Cinderella. Kemudian Siti (panggilan baru Cinderella) disuruh Agung untuk pergi ke warteg depan komplek. Siti pun berangkat duluan. Sedangkan Agung sedang membereskan kompor-kompor di taman, dan petaka muncul di sini. Salah satu tabung gas LPG bocor dan akhirnya.... DUAAR !!! Taman meledak, burung-burung berterbangan, kaca-kaca gedung pecah, orang-orang mendatangi tempat tersebut, dan Agung meninggal.

Jelas dong si Siti galau, baru jadian eh ditinggal mati cowoknya, coba lo rasain rasanya jadi Siti men, gimana rasanya coba, duh... Siti mencoba move on, meski dia masih belum bisa melupakan kenangan indah bersama Agung. Suap-suapan pas makan, kejar-kejaran di taman, dirawat kalau lagi sakit, boker bareng di wc umum. Ah, intinya Siti galau. Yang nulisnya juga galau. Siti jadi malas buat beraktivitas, dia gak mau makan, gak mau minum sampai dia gak mau nafas. Dia koma. Di rawat di rumah sakit, dan dia ingat kalau dulu Agung suka ngerawat dia pas sakit, Siti jadi galau lagi. Dia tahan nafas lagi. Dan meninggal. Gak, enggak, bukan gitu ceritanya, hehehe.

10 tahun kemudian

Sekarang Siti tinggal di Indonesia. Bukan, dia bukan TKI kok. Berita baiknya Siti sudah move on. Alhamdulillah. Siti itu mualaf tapi dia belum memakai jilbab. Akan tetapi setelah ia pindah ke Indonesia dan menemukan fenoena hijabers, dia jadi ikutan berhijab. Alhamdulillah. Shalehah banget Siti. Dan oleh karena itu, Siti pun jadi masuk TV. Dia membawakan acara “Siti dan Adek.” Itu acara curhat-curhatan gitu tapi islami banget. Hebat Siti. Alhamdulillah. Sayangnya, Siti ini masih jomblo, dia nyadar dia udah tua dan harus  cepet-cepet nikah. Soalnya emaknya Siti itu udah marah-marah, pengen banget nimbang cucu.

Siti ini bukannya gak laku, tapi dia selektif banget dalam hal memiih pasangan. Saking selektifnya, dia sampai bikin audisi buat cari calon suami, saking selektifnya tuh Siti. Hebat kan? Sebenernya dia juga udah hampir menikah loh, cowoknya ada, ganteng, mapan, baik, shaleh lagi, tapi sayang cowoknya fans Real Madrid sedangan Siti adalah fans Barcelona. Itu saking selektifnya Siti. Keren banget. Akhirnya, lewat audisi itu Siti dapet cowok yang sekiranya cocok buat dia. Namanya Kehl, Kehlrudin panjangnya. Malam harinya Siti ngajak Kehl untuk berdansa, tapi karena Siti seorang yang shalehah banget, dia mau berdansa tapi gak pegangan tangan, bukan muhrim. Mereka dansa tuh (gua juga gak tau gimana dansa-nya). Abis dansa gitu ceritanya dilamar tuh Siti sama Kehl. Rencananya esok hari mereka langsung nikah, gak mau lama-lama lagi.

Esoknya

“Saya nikahkan blablablablablulup.... Sah?” “SAAAH !!!” Penonton pernikahan mereka semangat banget ngomongnya. Ya, mereka resmi jadi pasangan suami istri, mereka nikah di Masjid Istiqlal. Keren banget. Udah deh, bahagia... Gak selamanya sih, 7 bulan kemudian Kehl meninggal karena menyelamatkan seekor kucing. Sayang, kucingnya itu jatuh dari kapal Titanic, dan Kehl terjun dari kapal, kucingnya sih dapet, tapi karena Kehl tenggelam, kucingnya juga ikutan. Jadi mereka berdua tenggelam di laut merah. Kashian Siti.

The End

Gimana? Keren gak? Kata gua sih enggak. Yaudah, mungkin segitu aja cukup, sekarang saatnya berdoa ada yang liat cerita ini terus dibikin film, kan enak tuh. Gua harap sih Michael Bay, kan bisa ditambahin ada Transformers-nya di sana, hehehe. Dadaaaah !!!!

A Simple Love Story (Part 2)



Tapi gapapa, kan kata seorang pakar masalah ginian @faiznawar dan @garinkuncoro, gua harus tetep berusaha ! Inget ! Usaha (W) = F x s  dimana F = m x a dan s = Vot + ½ a.t2.  Gua terus coba baikkin dia, gua coba proteksi dia walaupun secara gak langsung, dan gua selalu siap sedia dengerin curhatnya bahkan memberinya nasihat meski curhatnya tentang mantannya. Iya, ini sakit banget. Cowok kalau lagi galau dan sakit hati suka gak nunjukkin kalau mereka lagi ngerasain itu, biasanya sih cuma disimpen sendirian terus main sama temen, atau main game supaya gak kerasa lagi galaunya. Kalau gua, jujur gua nge-tweet galau bukan karena gua suka galau, tapi gua cuma ngeluarin satu kegelisahan gua yang gak enak kalau gak ditulis. Oke, kembali ke masalah sebelumnya.

Gua suka sama dia dari pertama kali kenal, kampretnya, saat itu dia udah punya pacar, tapi hanya sebatas suka. Seiring berjalannya waktu dan tekonologi, kayaknya rasa suka itu ke upgrade secara otomatis, jadi bukan suka lagi. Kalian tau lah apa. Singkat cerita, sekarang gua duga kalau sepertinya dia tau akan hal ini, gua ngeliat dari ada beberapa perbedaan saat chat maupun saat ketemu. Emang ini jeleknya sifat gua, suka terburu-buru dan gak sabaran. Udah muka jelek, sifatnya juga pula. Astagfirullah. Gua terlalu nunjukin kalau gua suka sama dia padahal gua tau kalau saat ini timing-nya gak pas banget. Gua sadar, tapi bodohnya gua ya itu. Astagfirullah.

And now, dengan perubahan dia, gua jadi sadar kalau mungkin udah harusnya jaga jarak, dengan meminimalisir jam terbang bbm-an, tapi gua tetep ngikutin perkembangan kondisi dia dengan cara stalking twitter dan gak jarang juga hasilnya mengecewakan. Gua udah nyerahin ini sama Tuhan YME, dan biarkan waktu yang menjawab akan gimana kedepannya. Gua harap akhirnya seperti yang gua mau, tapi tetep ada aja hal yang bikin gua takut. Yaudah lah segini aja mungkin. Oh ya, kenapa gua bikin 2 part? Karena biar keren aja, jadi tulisan di blog gua ada 3 deh, hehe. Sudahlah, bye ! Oh, satu lagi. Hey girl, i’m watching you all the time.

Lanjut ke part 3. Itu yang terakhir kok. :)