Tuesday, March 5, 2013

Maya, Please, Listen Me



Halo Dunia Maya, udah lama gue gak berbagi sama lo. Kali ini, gue mau bagi cerita gue nih, May. Soalnya gue gak tau harus berbagi sama siapa lagi. Gapapa kan? Oke, gue mulai ya.

Cowok melow. Cukup singkat untuk mendeskripsikan pribadi seseorang. Itu kata teman-teman gue, tapi... masuk akal kok, gue suka galau, meskipun gak sering, minimal 1x24 jam lah. Ada penyesalan yang terlambat untuk gue sesali. Kejadian 2 bulan lalu, cukup untuk merubah pribadi gue, May. Ceritanya saat gue jalan dengan orang yang spesial bagi gue.
Lo tau gak, May? Waktu itu, hanya ada rasa senang dan bahagia saat mau jalan sama dia. Sampai akhirnya itu terwujud, dan saat kita jalan, waktu seakan iri sama kita, sehingga ia mempercepat dirinya sendiri supaya kita berpisah. Tapi, itu menurut gue, May, gue gak tau apa itu do’a dari dia supaya waktu berjalan cepat agar dia bisa berpisah sama gue. Gue gak tau. Dalam rentang waktu 5 jam, kita habiskan dengan jalan-jalan gak jelas, tentu disisipkan dengan canda dari gue, meski 90% garing, dan 10% lagi gak lucu.

Sebenernya acara inti kita itu nonton, filmnya bagus, judulnya Raffi Ahmad & Yuni Shara. Filmnya romantis dan sad ending, ceweknya meninggal, tunggu dulu, bukan itu yang bikin sedih, tapi, ini film romantis, dan gue cuma pegangan sama tempat popcorn. Sedih. Oh iya, gue masih bingung sama film itu, sebenernya, jagoan utamanya itu siapa sih?

Eh, Maya, gue kasih tau lo satu rahasia kecil.  Selama film berlangsung, gue gak sepenuhnya fokus nonton, kadang gue lirik dia yang berada di sebelah kanan gue, beautiful like an Angel. Ya, mirip Bidadari, padahal gue juga gak tau Bidadari itu kayak gimana, kenal juga enggak. Di sebelah kanan gue ada Bidadari, tapi, di sebelah diri Bidadari itu kok ada Andika Kangen Band, ya? Terus, lo tau kan, kalau di film lagi scene malam hari, bioskop jadi gelap? Nah, saat gelap itu, gue liat dia, wajahnya bersinar, gue terpesona, sampai gue sadar kalau dia lagi main hp.

Setelah film selesai, kita ngebahas film yang barusan kita tonton. Katanya, filmnya sedih, dia terharu. Gue juga ikutan sedih, kenapa sampai film beres, gue masih megangin tempat popcorn gue. Sedih. Berhubung bulan sudah menggantikan tempat matahari, kita memutuskan untuk pulang. Singkat cerita, gue nganterin dia sampai depan rumahnya nih, May. Tapi... gue agak kecewa. Hmm, kalau bagian ini gak gue kasih tau kenapa, gak apa-apa kan? Sekitar jam 8 malam gue sampai rumah. Alhamdulillah, gue udah buang itu tempat popcorn. Ngeselin juga lama-lama. Saat itu juga, gue inget kata-kata bang Raditya Dika yang gue baca di salah satu novelnya. Kira-kira seperti ini ;


“Jika lo ngajak jalan seorang cewek, dan saat lo pulang, coba cek hp lo, apa dia sms/telfon 
bilang terima kasih? Kalau iya, tandanya dia suka sama lo.”


Jujur, May, malam itu gue nungguin dia sms untuk bilang terima kasih. Hingga 2 jam lamanya gue tunggu, dan akhirnya.... gue ketiduran.

Cerita yang cukup singkat bukan? Tapi, cukup untuk merubah diri gue 180 derajat celcius. Semenjak kejadian itu, gue selalu memikirkan dia, ya, kalau lo mau tau, May, itu momen pertama kali gue bisa ngobrol sama dia selama itu, biasanya sih hanya sekedar tegur sapa aja.

Semakin hari gue semakin memikirkan dia, sampai akhirnya gue memutuskan untuk melupakan dan move on. Tapi, semakin gue mencoba untuk melupakan dia, gue malah semakin gak bisa buat move on. Oh Tuhan... ada apa ini... kenapa Engkau ciptakan siklus seperti ini...
Rasa cemburu muncul saat melihat dia mention-mention’an dengan cowok lain. Aneh. Gue bukan siapa-siapanya, bokapnya bukan, nyokapnya bukan, supirya juga bukan. Tapi... Tuh kan ! Gue yakin ada yang salah. Salah siapa? Salah gue? Bokap gue? Nyokap gue? Aaaargh !!! Gue juga jadi gampang down, May, gue malas untuk kembali berdiri, kalau akhrinya gue akan jatuh lagi, mending begini sekalian. Gak apa-apa. Sudah terbiasa kok.

Maya, menurut gue, gue bodoh menceritakan semua ini sama lo, dengan menyimpan ini di dunia lo, akan ada orang yang membaca ini. Ah, tak apa lah, udah telat, tanggung udah sampai sini. Gue mau, cerita ini jadi salah satu saksi bisu perjalanan hidup gue, tadinya gak ada niat buat berbagi sama lo, May, tapi gue takut kalau gue simpan di laptop dan suatu saat data laptop gue hilang, gue juga bakal kehilangan cerita-cerita gue yang mungkin gak akan bisa untuk ditulis ulang.

Intinya sih, gue gak mau (lagi) kehilangan seseorang yang berharga dalam hidup gue. Gue mau, dia ada di sisi gue. Pada dasarnya gue ini orang yang pemalu, gue gak berani memulai, bukan karena gak berani, cuma ya tadi itu, gue pemalu. Itu aja sih.

Mungkin cukup segini, May. Lain kali, kalau ada waktu dan umur, gue akan bagi cerita gue lagi kok. Semoga aja, ke depannya, cerita yang gue bagi, isinya gak melow ya. Makannya, doain gue dong, Maya, biar gue cepat menemukan kebahagiaan gue, entah dalam bentuk kegiatan, atau seseorang yang bisa bikin gue bahagia. Dah Maya ! See you next time, ya ! 

0 comments:

Post a Comment