Friday, December 9, 2016

Sebuah Tulisan Random - Kata Hati

 
source: google.com
Sering gue denger perkataan, “udah, ikutin aja apa kata hati lo. Dia lebih tau mana yang terbaik.” Tapi kini gue bertanya, apakah yang hati gue katakan selalu benar? Apakah yang ditunjukkan olehnya selalu mengarah kepada suatu nilai positif bagi gue pribadi? Pada sore hari yang gabut ini gue tertarik tuk sedikit membahas tentang apa yang namanya ‘kata hati’.

Perkataan di atas sering dilontarkan apabila seorang sedang bimbang dalam menentukan pilihan. Karena pada umumnya, kata hati dapat menuntun seorang itu untuk menentukan pilihan mana yang terbaik baginya. Namun tidak semua orang (termasuk gue) bisa menerima pilihan hati gue gitu aja, karena biasanya apa yang telah dipilih oleh hati itu mempunyai resiko dan memaksa kita untuk keluar dari zona nyaman dimana dua hal itu udah cukup membuat gue menahan langkah untuk mengikuti apa yang hati gue katakan.

Maka dari itu beberapa orang mungkin lebih menyarankan untuk mengikuti logika atau berpikir rasional yang notabene kebalikan dari hati. Karena dengan berpikir rasional seseorang dapat meninjau kembali baik-buruk serta resiko keputusan yang akan ia buat. Meskipun itu bertentangan dengan kata hatinya.

“Kayaknya gue lebih milih kerja di A deh. Gajinya lebih gede, tapi gue harus jauh dari keluarga.  Ah, gapapa deh, daripada di B gajinya cuma segitu walaupun deket sama rumah.” Untuk seorang family man, berada jauh dari keluarga bukanlah suatu keputusan yang mudah. Ia lebih memilih pendapatan yang lebih besar karena ia berpikir biaya hidup sekarang ini semakin mahal, meskipun hatinya mengatakan jangan jauh dari keluarga, tapi ia tetap mengikuti logikanya.

Atau contoh lain ketika gue melaksanakan ujian dengan soal pilihan ganda. Disaat gue frustasi pada satu jawaban, di situlah gue mengandalkan kekuatan tebakan dan insting dalam memilih jawaban. Saat itu logika gue memilih opsi C karena terlihat paling bersinar juga lebih masuk akal dibanding jawaban lain. Tapi di sisi lain, hati gue merujuk pada opsi A dengan alasan yang gak bisa gue mengerti. Pertentangan antara logika dan hati membuat gue mengambil jalan tengah untuk tidak memilih keduanya. Akhirnya gue pilih opsi B. Setelah dikoreksi, jawaban yang benar adalah opsi D. Shit.

Iya, iya. Itu guenya aja yang bego.

Tapi terkadang banyak orang yang sulit membedakan mana kata hati, mana ego. Karena emang keduanya mempunyai perbedaan yang sangat tipis. Keduanya sama-sama muncul dari dalam diri. Disaat lo merasa yakin pada satu pilihan, pastikan bahwa itu adalah kata hati lo, bukan ego semata. Karena apa yang diinginkan oleh ego adalah kenyamanan atau kesenangan yang hanya bersifat sementara. Dan pastikan pilihan yang lo buat apakah sejalan dengan keinginan lo atau tidak. Kalau sejalan, kemungkinan besar itu adalah ego yang jika diikuti kemauannya hanya akan bermuara pada penyesalan di akhir.
 
Pada kenyataannya, pilihan hati selalu punya resiko lebih besar dibanding pikiran rasional. Bahkan terkadang ia membutuhkan pengorbanan. Termasuk sesuatu yang ia sayangi. Tapi menurut gue, mengikuti kata hati dapat membuat kita belajar untuk keluar dari zona nyaman. Belajar untuk berani mengambil resiko dan belajar untuk siap dalam menghadapi setiap kemungkinan yang akan terjadi.

Selama ini sering gue mengabaikan kata hati dan berbohong padanya, padahal ia gak pernah berbohong dengan putusannya. Menurut gue, mengikuti kata hati itu penting. Kata hati yang sesungguhnya akan menuntun kita pada pilihan dan keputusan terbaik. Karena sejatinya ada campur tangan Tuhan di dalamnya. Tuhan ingin kita melakukan apa yang Ia inginkan dan Tuhan tau apa yang baik untuk kita. Ikutilah kata hati kita, bukan ego kita. Seburuk apapun pilihan yang ditentukan hati kita di mata manusia, percayalah bahwa putusan itu baik di mata Tuhan. Percaya bahwa selalu ada hal positif yang terkandung di dalamnya.

Sekian dan salam super.

0 comments:

Post a Comment